Kata dia dulu,
Bekas luka yg terdapat disekujur tubuh adalah bukti sejarah. Dimana kamu t'lah lewati pait getirnya hidup. Baik itu bekas cacar, koreng, luka bakar, dsb.
Jadi inget bekas luka di punggung telapak tangan kiri ku. Bingung yaa?
Itu lho.. telapak tangan bagian atas. Klo telapak tangan ditelungkupkan. Ngerti kan yaa maksudku??
iyaa.. itu.. bener.. heu.
Jadi dulu pas kelas tiga sd, tepat beberapa hari menjelang idul fitri. Pas itu aku pengen mimik. Di kan (tempat air), ceret (tempat air lagi), kendi (tempat air juga) semua nya kosong. Padahal aus banget lho. Mataku pun menyusuri meja dapur. Mataku terhenti di sebuah benda yg mirip termos. Iya, emang termos. Cuma dulu aku gk tau klo termos isinya air panas. Wah.. kyaknya ada air nya tuh, pikirku.
Ku ambil termosnya. Ku angkat dan terasa berat. Asyiik.. ada airnya. Ku buka tutupnya. Cepat" ku ambil gelas. Ku tuangkan saja air itu dalam gelas yg masih di genggaman. Air nya pun masuk gelas. Gelas nya terasa panas. Aku kepanasan gelasnya terlepas dan jatuh. Pyaaar.. pecah. Air dari termos masi saja terguyur deras mengenai tanganku. Aku berteriak, "aaaarrrrggghh... panaaass...
Ibuku yg berada di luar mendengar suaraku bergegas mendekatiku. Melihat aku kepanasan ibu segera meraih tanganku. Digiringnya aku menuju kamar mandi. Dimuluri tanganku oleh nya dg odol. Perih bnget rasanya saat itu...
Tiba di hari idul fitri tanganku masih blonyot..
Keliling desa buat "unjung" dg menenteng tangan yg blonyot itu sejarah bgt.. heuheu..